Oleh : M. Ramadhan Arga Dirgantara
Dari langit subuh yang terlihat diam
Seribu doa menetes dari balik malam
Santri dengan tunas cahaya dari pelataran sunyi
Menyulam makna di antara ayat dan bumi
Mereka tak bernama di lembar sejarah
Tapi langkahnya adalah gema di tiap helaan napas tanah
Sarung dan sajadah jadi saksi
Bahwa cinta pada negeri
Bisa tumbuh dari sujud yang sunyi
Di bawah genting pesantren yang renta
Mereka memahat makna merdeka
Dengan tinta yang tak pernah kering
Tinta ilmu tinta iman
Dan darah yang mengalirkan dengan keberanian
Mereka bukan tentara
Namun jiwanya seperti barisan paling setia
Mereka bukan penjaga senjata
Namun doanya lebih tajam dari peluru negara
Wahai tanah air
Di Hari Santri Nasional ini dengarlah suara yang lirih
Suara yang mengalun dari balik tembok-tembok putih
Bahwa kemerdekaan bukan hanya hasil perang
Tetapi juga hasil doa yang tak pernah hilang




