Pahlawan Yang Berjuang Lewat Al-Quran

Oleh : Fachri Dika Akbar Kelas VII Al Fath

KH. Yusuf Mashyar, adalah nama yang tidak asing bagi semua santri Madrasatul Quran (MQ). Menurut catatan sejarah, beliau lahir pada 13 Juni 1925 di Kabupaten Tuban.

Sebagai ulama besar yang juga dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Madrasatul Quran MQ, beliau saat masih muda mengaji kepada Kiai Chusen dikampungnya.

Waktu masih mondok, KH. Yusuf Mashyar yang saat itu berusia 13 tahun, beliau sudah mampu menghapal 20 Juz Al-Qur’an. Di tengah proses belajar mendalami Al-Qur’an, pada saat itu juga beliau sangat ingin mondok di Pondok Pesantren Tebuireng.

Akan tetapi pada saat itu, karena pihak Belanda sangat membenci Hadratussyaikh KH. Hasyim As’yari, maka Belanda akhirnya melarang siapapun mondok di Pondok Pesantren Tebuireng.

Lalu, sebelum mondok di Pondok Pesantren Tebuireng, akhirnya beliau mondok dahulu di Pesantren Darul Ulum Rejoso. Dan, setelah mondok selama 6 bulan di Pesantren Darul Ulum Rejoso, beliau berhasil menghatamkan Al-Qur’an.

Sesudahnya, pada umur 20 tahun beliau dijodohkan dengan ibu Nyai Ruqayyah setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Kepala Sekolah Nidhomiyah.

Selain itu, seiring waktu jejak keilmuan beliau diakui sebagai Ahli Fashohah tingkat lokal dan pada tahun 19 Desember 1971. Dan kemudian, beliau membangun pondok yang berfokus pada Tahfidzul Qur’an, beserta pengamalan dan maknanya. Dan, pondok inilah yang masih berdiri dan terus mencetak generasi qurani. Yakni, Pondok Pesantren Madrasatul Quran.

Di sisi lain, beliau juga menjadi pencetus wisuda Hafidz dan menciptakan metode pembelajaran Al-Qur’an yaitu Qiraah Muwahhadah.

Dari perjalanan nyantri beliau, menurut saya, beliau adalah orang yang memiliki semangat yang sangat tinggi. Pekerja keras, serta memiliki keinginan yang sangat besar untuk mencari ilmu dan mendalami Al-Qur’an.

Sesuai dengan kiprah tersebut, beliau juga termasuk pahlawan. Karena, berkat perjuangan dan keilmuan beliau, para santri di seluruh penjuru nusantara bisa belajar mendalami, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an dengan metode Qiraah Muwahhadah.

Jadi, pesan dapat kita ambil sebagai santri MQ dari perjuangan beliau adalah, jangan mudah putus asa, dan carilah ilmu sebanyak banyaknya sampai akhir hayat. Dan jangan lupa untuk terus bersama Al-Quran. Mendalaminya dan selalu mengamalkannya.

2 Responses

  1. Subhanallah, MasyaAllah
    Semoga Putra kami bisa menjadi seperti Beliau, menjadi orang yg sholih dan bermanfa’at
    Robbana Taqobbal Minna, Aamiinn Yaa Robbal ‘Alamiinn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kabar Sekolah Lainnya

Pengumuman

Membuka Peluang Juara di Olimpia...
Siap Juara di Language Festival ...

Prestasi

Berprestasi Hingga Ke ...
Bertilawah Menggetarka...

Download App Web Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Download App Web Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman